Kurikulum 2025 dan Deep Learning: Saatnya Belajar Bermakna, Bukan Sekadar Menghafal

Belajar yang Mengubah Cara Pandang

Bayangkan ruang kelas di mana siswa tak hanya menghafal rumus, tapi juga memahami makna di baliknya. Mereka berdiskusi, bereksperimen, dan menciptakan solusi nyata untuk masalah di sekitar mereka. Inilah wajah baru pendidikan Indonesia lewat Kurikulum 2025 yang mengusung pendekatan deep learning sebuah transformasi dari pembelajaran dangkal menuju pemahaman yang mendalam dan bermakna.

🌱 Apa Itu Deep Learning dalam Pendidikan?

Dalam dunia teknologi, deep learning merujuk pada kecerdasan buatan yang mampu belajar dari data secara kompleks. Namun dalam pendidikan, istilah ini memiliki makna yang lebih humanistik. Deep learning adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pemahaman mendalam, reflektif, dan kontekstual. Siswa tidak hanya tahu “apa”, tetapi juga “mengapa” dan “bagaimana” suatu konsep bekerja dalam kehidupan nyata.

Pendekatan ini mendorong siswa untuk:

  • Memahami secara mendalam, bukan sekadar permukaan.
  • Mengaitkan pengetahuan dengan kehidupan nyata.
  • Berpikir kritis dan kreatif, bukan hanya mengikuti instruksi.

Kurikulum 2025 menjadikan deep learning sebagai fondasi utama, menggantikan model pembelajaran yang terlalu berfokus pada hasil ujian dan hafalan.

🧭 Pilar Utama Kurikulum 2025

Kurikulum ini dirancang untuk membentuk pelajar yang utuh, tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga matang secara karakter dan sosial. Tiga pilar utama yang menopang Kurikulum 2025 adalah:

🌿 Profil Pelajar Pancasila sebagai Kompas

Kurikulum ini menanamkan 8 dimensi karakter: keimanan dan ketakwaan, kewargaan, penalaran kritis, kreativitas, kolaborasi, kemandirian, kesehatan, dan komunikasi.

🎯 Capaian Pembelajaran (CP) yang Fleksibel

CP disusun berdasarkan fase perkembangan siswa, bukan kelas. Ini memberi ruang bagi guru untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan nyata siswa.

🧩 Pembelajaran Kontekstual dan Proyek Nyata

Siswa diajak menyelesaikan masalah lokal melalui proyek kolaboratif lintas mata pelajaran. Misalnya, membuat solusi pengelolaan sampah di lingkungan sekolah, merancang kampanye literasi digital, atau menciptakan produk sederhana berbasis teknologi.

💡 Inovasi yang Mendukung Deep Learning

Kurikulum 2025 juga membuka ruang bagi inovasi pembelajaran yang relevan dengan perkembangan zaman:

Mata Pelajaran Pilihan seperti AI dan Koding
SMP dan SMA kini bisa memilih mata pelajaran berbasis teknologi masa depan.
STEAM sejak Dini
Pendekatan Science, Technology, Engineering, Arts, dan Math mulai diperkenalkan sejak PAUD dengan metode bermain yang bermakna.
Digitalisasi Pembelajaran
Guru didorong memanfaatkan platform seperti Google Sites, Blogger, dan spreadsheet interaktif untuk mendukung pembelajaran aktif dan reflektif.

🧪 Contoh Penerapan Deep Learning di Kelas

Berikut beberapa contoh nyata penerapan deep learning dalam pembelajaran:

Proyek Interdisipliner “Kampung Ramah Lingkungan” (SMP)
Siswa dari berbagai kelas bekerja sama merancang kampung ramah lingkungan. Mereka mempelajari konsep daur ulang (IPA), membuat kampanye digital (Bahasa Indonesia dan TIK), menghitung efisiensi energi (Matematika), dan menyusun proposal ke pemerintah desa (PPKn). Proyek ini mengintegrasikan pengetahuan lintas mata pelajaran dan mendorong siswa berpikir sistemik.
Simulasi Ekonomi Digital (SMA)
Dalam mata pelajaran Ekonomi dan Informatika, siswa membuat simulasi toko online menggunakan spreadsheet dan Google Sites. Mereka belajar tentang prinsip pasar, pengelolaan keuangan, dan etika bisnis digital. Refleksi dilakukan melalui jurnal mingguan yang dikumpulkan via Google Form.
Eksperimen Sains Berbasis Masalah Nyata (SD)
Guru mengajak siswa menyelidiki kualitas air di sekitar sekolah. Siswa mengumpulkan sampel, menguji pH, dan membandingkan hasilnya dengan standar kesehatan. Mereka membuat laporan ilmiah sederhana dan mempresentasikan solusi kepada warga sekolah.
Literasi Digital dan Etika Daring (Kokurikuler)
Siswa membuat konten edukatif tentang etika daring dan keamanan digital, lalu mempublikasikannya di blog kelas. Mereka belajar menyampaikan pesan dengan empati, menyaring informasi, dan memahami dampak digital terhadap kehidupan sosial.

Tantangan dan Harapan

Transformasi ini tentu bukan tanpa tantangan. Dibutuhkan pelatihan guru yang berkelanjutan, dukungan infrastruktur digital, dan perubahan mindset dari semua pihak—guru, siswa, orang tua, dan pemangku kebijakan. Namun, harapan besar ada di depan: generasi pembelajar yang tidak hanya tahu, tapi juga mampu berpikir, berbuat, dan berkontribusi.

🗣️ Pernyataan Resmi dari Kemendikbudristek

Saatnya Belajar Bermakna

“Deep Learning akan sukses jika materi pelajaran tidak terlalu banyak, dan pembelajaran lebih fokus pada nilai serta kemampuan mentransformasi pengetahuan ke berbagai konteks.”
Abdul Mu’ti, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, dalam Seminar Nasional dan Sosialisasi Program Deep Learning, 17 Februari 2025.

Ia juga menegaskan bahwa pendekatan ini tidak menggantikan kurikulum yang ada, melainkan memperdalam proses belajar siswa. Sekolah tetap dapat menggunakan Kurikulum Merdeka atau Kurikulum 2013.

Lebih lanjut, Abdul Mu’ti menjelaskan tiga prinsip utama pembelajaran mendalam:

Mindful Learning – Pembelajaran dilakukan dengan penuh kesadaran dan menghargai cara belajar unik setiap siswa.
Meaningful Learning – Proses belajar harus relevan dan bermakna bagi kehidupan siswa.
Joyful Learning – Belajar menjadi pengalaman yang menyenangkan dan menggugah semangat.

📣 Yuk, Wujudkan Pembelajaran Bermakna!

Bagi guru, orang tua, dan siswa: mari kita sambut Kurikulum 2025 dengan semangat kolaborasi. Jadikan setiap ruang belajar sebagai tempat tumbuhnya pemahaman, bukan sekadar hafalan.

📣 Langkah Selanjutnya: Akses Portal Edunspire

Wujudkan Pembelajaran Bermakna!
Kunjungi portal resmi kami untuk melihat demo dan mendapatkan panduan implementasi Deep Learning secara lengkap:

👉 KUNJUNGI PORTAL DEMO EDUNSPIRE SEKARANG

📚 Referensi:

  1. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. (2025).

    Permendikdasmen Nomor 13 Tahun 2025: Tentang pembaruan pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning), penambahan mata pelajaran Koding dan AI, serta struktur kurikulum berbasis fase. Harian Disway.

  2. Badan Standar Kurikulum dan Penilaian (BSKAP). (2025).

    Keputusan Kepala BSKAP Nomor 046/H/KR/2025: Tentang Capaian Pembelajaran (CP) terbaru untuk semua jenjang pendidikan, sebagai acuan implementasi Kurikulum Merdeka berbasis deep learning. Minorrahman.sch.id.

  3. Mu’ti, A. (2025).

    Pernyataan resmi tentang pendekatan deep learning yang bukan kurikulum baru, melainkan strategi pembelajaran yang memperdalam pemahaman siswa. Detikpos.id; JRMedia.id.

  4. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Kemendikdasmen. (2025).

    Bedah Deep Learning dalam Kurikulum Nasional. Tempo.co.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama